Dalam pena sejarah tertulis bahwa Qur'an adalah kitab satu-satunya yang membahas teori Ilmiah modern, baik dalam bidang sains kedokteran ataupun alam semesta. Bagi seorang Muslim tentunya keberadaan mukjizat ini adalah suatu iman yang wajib di percayai. Akan tetapi karena Qur'an ini bukanlah hanya berfungsi bagi orang muslim namun juga adalah untuk orang kafir, munafik dan orang yang bukan islam maka Allah mendisain kitab-Nya dengan jalur yang tepat dan sesuai dengan logika saintis manusia, bukan hanya hal kebatiniyah saja yang terisi dalam kitab tersebut, namun Allah juga meletakkan poin-poin jalur ilmiah modren didalamnya, itulah sebabnya bahwa sesungguhnya Al-Qur'an ini merupakan Kitab Penuh Mukjizat. untuk itulah, dalam hal ini untuk membuktikan secuil ke-mukjizatan Al-Qur'an, mari kita simak bersama bagaimana teori alam semesta dibicarakan oleh Qur'an.
Asal-Mula Alam Semesta
"Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia
tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia menge-tahui
segala sesuatu.”
(QS. Al An'aam, 6: 101)
Informasi yang diberikan
Al Quran ini sepenuhnya sesuai dengan temuan sains masa kini. Kesimpulan yang
dicapai astrofisika saat ini adalah bahwa seluruh alam semesta, bersamaan
dengan dimensi materi dan waktu, muncul sebagai akibat dari ledakan besar yang
terjadi dalam ketiadaan waktu. Peristiwa ini, yang dikenal sebagai “Big Bang”,
membuktikan bahwa alam semesta telah diciptakan dari ketiadaan sebagai hasil
ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmiah modern sependapat bahwa “Big Bang”
adalah satu-satunya penjelasan masuk akal yang dapat dibuktikan untuk permulaan
dan pembentukan alam semesta. Sebelum “Big Bang” ,
materi itu tidak ada. Dari kondisi “ketiadaan” ketika materi, energi, bahkan
waktu, tidak ada, dan kondisi itu hanya dapat digambarkan secara metafisis materi,
energi, dan waktu diciptakan. Fakta yang ditemukan baru-baru ini oleh fisika
modern, telah diumumkan kepada kita dalam Al Quran 1400 tahun lalu.
Perluasan Alam Semesta
Di dalam Al Quran yang
diturunkan 14 abad lalu, ketika ilmu astronomi masih primitif, perluasan alam
semesta telah digambarkan seperti ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskan-nya.” (QS. Adz Dzaariyaat, 51: 47)
Kata “langit”, seperti
di-nyatakan dalam ayat ini, diguna-kan di pelbagai tempat dalam Al Quran dengan
arti ruang angkasa dan alam semesta. Di sini, kata itu digunakan lagi dengan
arti tersebut. Dengan kata lain, dalam Al Quran diungkapkan bahwa alam semesta
mengalami “per-luasan”. Dan ini tepat sama dengan kesimpulan yang dicapai sains
saat ini.Sampai awal abad ke-20,
satu-satunya pandangan yang berlaku di dunia sains adalah bahwa “alam semesta
mempunyai sifat konstan dan ada sejak waktu tak ber-hingga”. Tetapi,
penelitian, pengamatan, dan perhitungan
yang dilakukan dengan teknologi modern mengungkapkan bahwa alam semesta
sesungguhnya mempunyai per-mulaan, dan bahwa ia secara terus-menerus meluas. Pada awal abad ke-20, ahli
fisika Rusia, Alexander Friedmann, dan kosmolog Belgia, Georges LemaƮtre,
secara teoretis menghitung bahwa alam semesta bergerak secara konstan dan bahwa
ia meluas.
Fakta ini telah dibuktikan
juga dengan data pengamatan pada tahun 1929. Mengamati langit dengan teropong
bintang, Edwin Hubble, ahli astronomi Amerika, menemu-kan bahwa bintang-bintang
dan galaksi-galaksi secara konstan saling menjauhi. Alam semesta, ketika
segalanya bergerak saling menjauhi berarti ia secara konstan meluas. Pengamatan
yang dilakukan pada tahun berikutnya memastikan bahwa alam semesta secara
konstan ber-kembang. Fakta ini telah dijelaskan di dalam Al Quran ketika hal
itu belum diketahui siapa pun. Ini karena Al Quran adalah firman Allah, Yang
Maha Pencipta, dan Maha Penguasa seluruh alam semesta.
Orbit
Ketika merujuk pada
matahari dan bulan dalam Al Quran, ditekankan bahwa masing-masing bergerak
dalam orbitnya sendiri.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar pada garis edarnya.” (QS. Al Anbiyaa',
21: 33)
Disebutkan dalam ayat lain
pula bahwa matahari tidak statis tetapi bergerak dalam orbit tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang
Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yaasin, 36: 38)
Fakta-fakta yang telah
disampaikan Al Quran ini ditemukan dengan pengamatan perbintangan di masa kini.
Menurut perhitungan ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan sangat
tinggi yaitu 720.000 kilometer/jam ke arah bintang Vega dalam orbit tertentu
yang disebut Solar Apex. Hal ini berarti bahwa matahari bergerak kira-kira
17.280.000 kilometer/hari. Bersama matahari, semua planet dan satelit di dalam
sistem gravitasi matahari juga menempuh jarak yang sama. Lebih jauh, semua
bintang di alam semesta berada dalam gerakan terencana yang sama.
Bahwa seluruh alam semesta
dipenuhi jalur dan orbit seperti ini, ditulis dalam Al Quran sebagai
berikut:
“Demi langit yang
mempunyai jalan-jalan.” (QS. Adz-Dzaariyaat, 51:7)
Ada sekitar 200 miliar
galaksi di alam semesta yang terdiri dari hampir 200 miliar bintang pada setiap
galaksi. Sebagian besar bintang mempunyai planet, dan sebagian besar planet
mempunyai satelit. Semua benda luar angkasa ini bergerak dalam orbit yang
diperhitungkan dengan tepat. Selama berjuta-juta tahun, setiap benda langit ini
"beredar" pada orbitnya sendiri dalam keselarasan dan keteraturan
sempurna dengan lainnya. Selain itu, komet juga bergerak bersama di orbit-orbit
yang ditentukan bagi mereka.
Orbit di alam semesta
tidak hanya dimiliki oleh benda angkasa. Galaksi juga berjalan dengan kecepatan
luar biasa pada orbit yang terencana dan diperhitungkan. Selama pergerakan ini,
tidak satu pun benda angkasa memotong jalur sesamanya, atau saling bertabrakan. Tentu saja pada waktu Al
Quran diturunkan, umat ma-nusia tidak mempunyai teropong bintang masa kini atau
teknologi pengamatan yang maju untuk mengamati jutaan kilometer ruang angkasa,
juga tidak mempunyai penge-tahuan fisika atau astronomi modern. Karenanya, pada
waktu itu, tidak mungkin menentukan secara ilmiah bahwa ruang angkasa
“mempunyai jalan-jalan” seperti yang dinya-takan dalam ayat Al Quran. Tetapi,
ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Quran yang diturunkan pada
waktu itu: karena Al Quran adalah firman Allah
.
Atap yang Terpelihara
Di dalam Al Quran, Allah
mengarahkan perhatian kita pada sifat langit yang sangat menarik:
“Dan Kami jadikan langit
itu sebagai atap yang terpelihara,
sedang mereka berpaling dari segala tanda- tanda
(kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” (QS. Al
Anbiya, 21: 32)
Sifat langit ini telah
dibuktikan dengan riset ilmiah yang dilakukan pada abad ke-20.
Atmosfer yang menyelimuti
bumi mempunyai fungsi penting demi kesinambungan kehidupan. Seraya
meng-hancurkan banyak meteor besar dan kecil yang mendekati bumi, atmosfer mencegah
mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.
Selain itu, atmosfer
menyaring cahaya dari luar angkasa yang berbahaya bagi makhluk hidup. Uniknya,
atmosfer membiarkan menerobos cahaya
yang bermanfaat dan tidak berbahaya, seperti sinar tampak, sinar
ultraviolet-dekat, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat penting bagi
kehidupan. Sinar ultraviolet-dekat, yang hanya sebagian kecil dibiarkan masuk
oleh atmosfer, sangat penting untuk fotosintesis tumbuhan dan untuk pertahanan
hidup semua makhluk. Mayoritas sinar ultraviolet yang kuat dari matahari
disaring oleh lapisan ozon atmosfer dan hanya bagian terbatas dan penting dari
spektrum ultraviolet yang mencapai bumi. Fungsi melindungi atmosfer
tidak berakhir di sini. Atmosfer juga melindungi bumi dari dingin luar angkasa
yang membekukan, yaitu sekitar minus 270 derajat Celcius.
Tidak hanya atmosfer yang
melindungi bumi dari efek berbahaya. Selain atmosfer, Sabuk Van Allen - lapisan
yang ditimbulkan medan magnet bumi - juga bertindak sebagai perisai terhadap
radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang secara konstan
dipancarkan matahari dan bintang lain, sangat mematikan bagi makhluk hidup.
Jika Sabuk Van Allen tidak ada, semburan matahari — ledakan energi sangat
dahsyat yang sering terjadi pada matahari — akan menghancurkan semua kehidupan
di atas bumi.
Energi yang dipancarkan
dari satu semburan yang terdeteksi baru-baru ini telah dihitung yaitu setara
dengan 100 miliar kali bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh
delapan jam setelah ledakan, diamati bahwa jarum magnet pada kompas menunjukkan
pergerakan yang tidak biasa, dan 250 kilometer di atas atmosfer bumi,
temperatur tiba-tiba meningkat hingga 2.500 derajat Celsius.
Singkatnya, sebuah sistem
sempurna bekerja di atas bumi. Ia menyelimuti dunia kita dan melindunginya dari
ancaman luar. Ilmuwan baru mempelajari tentang hal itu baru-baru ini. Tetapi,
berabad-abad lalu Allah memberi tahu kita dalam Al Quran tentang atmosfer bumi
yang berfungsi sebagai perisai.
Langit yang Mengembalikan
Ayat ke-11 Surat Ath
Thaariq dalam Al Quran mengacu pada fungsi “mengembalikan” yang dimiliki
langit:
“Demi langit dengan sistem siklusnya.” (QS. Ath-Thaariq, 86: 11)
“Sistem siklus” dalam
terjemahan Al Quran, juga berarti “mengirimkan kembali” atau “mengembalikan”.
Sebagaimana diketahui,
atmosfer yang melapisi bumi terdiri dari banyak lapisan. Masing-masing lapisan
mempunyai fungsi penting demi kelangsungan hidup. Riset telah mengungkapkan
bahwa lapisan-lapisan ini mempunyai fungsi mengembalikan material atau sinar
yang mengenainya ke ruang angkasa atau kembali ke bumi. Sekarang, mari kita
kaji dengan beberapa contoh fungsi “pengembalian” dari lapisan yang melingkari
bumi.
Troposfer, 13-15 kilometer
di atas bumi, memungkinkan uap air naik dari permukaan bumi untuk
dikondensasikan dan dikembalikan ke bumi sebagai hujan.
Lapisan Ozon, pada
ketinggian 25 kilometer, mengembalikan sinar kosmis dan sinar ultraviolet yang
berbahaya ke angkasa.
Ionosfer memantulkan siaran
gelombang radio dari bumi kembali ke pelbagai tempat lain di bumi, menyerupai
satelit komunikasi pasif, dan dengan demikian memungkinkan komunikasi tanpa
kabel, siaran radio dan televisi jarak jauh.
Lapisan magnetosfer
memantulkan partikel radioaktif berbahaya yang dipancarkan matahari dan bintang
lain kembali ruang angkasa sebelum menjangkau bumi.
Fakta bahwa sifat lapisan
atmosfer yang baru diketahui belum lama ini telah diumumkan berabad-abad lalu
dalam Al Quran, sekali lagi menunjukkan bahwa Al Quran adalah firman
Allah.
Lapisan Atmosfer
Satu fakta tentang alam
semesta yang diungkap dalam ayat-ayat Al Quran adalah bahwa langit terdiri dari
tujuh lapisan:
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah, 2: 29)
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia me-wahyukan
pada tiap-tiap langit urusannya.“ (QS. Fushshilat, 41: 12)
Kata “langit” yang muncul
dalam banyak ayat Al Quran digunakan untuk merujuk langit di atas bumi, di
samping pula keseluruhan alam semesta. Mengingat arti kata ini, terlihat bahwa
langit bumi, atau atmosfer, terdiri dari tujuh lapisan.
Memang, saat ini diketahui
bahwa atmosfer bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang berbeda yang letaknya
saling bertumpukan. Lebih jauh, langit terdiri dari tujuh lapisan sebagaimana
yang digambarkan Al Quran. Dalam sebuah sumber ilmiah, hal ini diuraikan
sebagai berikut:
Ilmuwan telah menemukan bahwa atmosfer terdiri dari beberapa lapisan...
Setiap lapisan memiliki sifat fisik berbeda seperti tekanan dan jenis gas...
Lapisan atmosfer terdekat dengan bumi disebut TROPOSFER yang mengandung sekitar
90% massa total atmosfer... Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER....
LAPISAN OZON adalah bagian dari stratosfer yang menjadi tempat penyerapan sinar ultraungu. Lapisan di atas stratosfer
disebut MESOSFER... TERMOSFER berada di atas mesosfer... Gas terionisasi yang
membentuk lapisan di dalam termosfer disebut IONOSFER... Bagian terluar
atmosfer bumi dimulai dari ketinggian sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini
disebut EKSOSFER.53
Jika kita menghitung
jumlah lapisan yang disebutkan sumber ini, kita lihat bahwa atmosfer terdiri
tepat tujuh lapisan, sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas:
1. Troposfer
2. Stratosfer
3. Ozonosfer
4. Mesosfer
5. Termosfer
6. Ionosfer
7. Eksosfer
Keajaiban penting lainnya
dalam hal ini disebutkan dalam pernyataan “…dan Dia mewahyukan tiap-tiap langit
urusannya”, pada ayat ke-12 Surat Fushilat. Dengan kata lain, dalam ayat
tersebut, Allah menyatakan bahwa Dia memberi setiap lapisan tugas
sendiri-sendiri. Sesunguhnya, seperti yang dapat dilihat pada bagian
sebelumnya, setiap lapisan ini mempunyai tugas-tugas vital demi keuntungan umat
manusia dan semua makhluk hidup lainnya di bumi. Setiap lapisan mempunyai
fungsi tertentu, dari membentuk hujan hingga mencegah sinar berbahaya, dari
memantul-kan gelombang radio hingga menolak efek berbahaya meteor.
Merupakan keajaiban besar
bahwa fakta-fakta di atas telah dipapar-kan dalam Al Quran 1400 tahun lalu,
padahal saat itu tanpa teknologi abad ke-20 mustahil manusia mengetahuinya.
Sumber : Al-Qur'an dan Sain
Karya : Harun Yahya
Sumber : Al-Qur'an dan Sain
Karya : Harun Yahya
0 Response to "Al-Qur'an dan Alam Semesta"
Post a Comment