Jika dilihat, ia hanyalah bentuk batu besar biasa. Tidak bergerak, diam dan seperti tidak ada fungsinya sama sekali, bagi sebahagian orang hanyalah menganggap bahwa makhluk Allah ini tidaklah ada guna dan tujuan yang dimaksud. Bahkan sebahagian orang tidaklah merasa penting dan gunanya untuk menuangkan banyak fikiran kepada makhluk ini, dianggap biasa dan tidak merasa perduli. Tapi ingatlah semua yang ada dibumi pastilah memiliki fungsi dan tujuan, makhluk inilah yang bernama Gunung, secuil makluk Allah yang terlihat diam namun ia bergerak, yang terlihat biasa namun memiliki keluar biasaan, yang dianggap batu besar namun manfaat, tujuan, dan mukjizat sebenarnya terdapat didalamnya. Untuk itu mari kita simak beberapa mukjizat Al-Qur'an tentang gunung :
Fungsi Gunung
Al Quran mengarahkan
perhatian kita pada fungsi geologis yang penting dari gunung.
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi
ini tidak goncang bersama mereka...” (QS. Al Anbiyaa', 21: 31)
Sebagaimana kita lihat,
dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan
di permukaan bumi. Fakta ini tidak diketahui
siapa pun ketika Al Quran diturunkan. Bahkan, fakta ini baru terungkap sebagai
hasil penemuan geologi modern.
Menurut penemuan ini,
gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari
lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan
bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang
satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan
gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan
yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke
bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
Dengan kata lain,
gunung-gunung mencengkeram lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke
atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan
ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari
terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya.
Singkatnya, kita dapat mengumpamakan gunung dengan paku yang menyatukan
bilah-bilah papan.
Dalam sebuah ayat, peran
gunung ini ditunjukkan dengan perumpa-maan sebagai “pasak”:
“Bukankah Kami telah
menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung
sebagai pasak?” (QS. An-Naba', 78: 6-7)
Fungsi pemancangan dari
gunung dijelaskan dalam literatur ilmiah dengan istilah "isostasi".
Isostasi bermakna sebagai berikut:
Kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi beba-tuan di
bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. Peran penting gunung yang
ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam
Al Quran berabad-abad lampau sebagai suatu bukti hikmah mahaagung dalam ciptaan
Allah. Dalam ayat lain dikatakan pula:
“... dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu
tidak menggoyangkan kamu...” (QS. Luqman, 31: 10)
Pergerakan Gunung
Dalam sebuah ayat, kita
diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana kelihatannya, tetapi
mereka terus-menerus bergerak.
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap ditempatnya,
padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan.” (QS. An-Naml, 27: 88).
Gerakan gunung-gunung ini
disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seakan
terbawa hanyut di atas lapisan mantel yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20,
untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred
Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada
masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga
terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami
kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, lima puluh tahun setelah
kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan
yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu, seluruh tanah daratan yang
ada di permukaan bumi adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini
terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun
lalu, Pangaea terbelah menjadi dua yang setiap bagiannya bergerak ke arah yang
berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang
meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah
Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India.
Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi
daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk
menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara
terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga
menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di
Bumi. Pergerakan kerak Bumi ini
diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para
ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar
mantel, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang
disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama dan beberapa lempengan kecil.
Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak
pada per-mukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan
benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun.
Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan
pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantik
menjadi sedikit lebih lebar.
Ada hal yang sangat
penting yang perlu dikemukakan di sini. Dalam ayat tersebut di muka, Allah
telah menyebutkan gerakan gunung sebagai-mana jalannya awan yang bergeser.
(Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “geseran
benua” untuk gerakan ini.)
Tidak diragukan lagi, ini
merupakan salah satu kejaiban Al Quran bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru
saja ditemukan oleh ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Quran.
0 Response to "Keajaiban Gunung dalam Al-Qur'an"
Post a Comment